Terastangerang.com, Tigaraksa,- Selama satu dekade, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah membantu ratusan juta masyarakat dari berbagai latar belakang.

Program JKN menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan akses kesehatan yang lebih terjangkau. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak masyarakat yang menyadari betapa pentingnya memiliki jaminan kesehatan.

Begitu juga dengan Teuis (47), salah satu peserta JKN di wilayah Kabupaten Tangerang yang telah terdaftar sejak tahun 2014 silam.

“Sebelumnya saya dan keluarga sudah terdaftar menjadi peserta JKN sejak suami saya aktif bekerja di perusahaan. Sekitar tahun 2015, saya manfaatkan JKN untuk pengobatan anak kedua. Saat itu, anak saya didiagnosis ginjal bocor dan perlu perawatan lebih lanjut. Sempat di rawat inap kurang lebih seminggu, kemudian pengobatan berlanjut selama kurang lebih enam tahun. Alhamdulillah, saat itu sudah ada JKN. Seluruh biaya pengobatan anak saya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Teuis, pada Selasa (24/09).

Teuis mengungkapkan bahwa tanpa JKN, ia dan keluarga mungkin tidak mampu membiayai pengobatan sang anak. Berkat akses pengobatan yang mudah, kini sang anak sudah kembali sehat.

Teuis juga sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas di rumah sakit, mulai dari dokter, tenaga medis lain sampai petugas administrasi.

Sebagai orang awam, Teuis dan keluarga tidak mengalami kesulitan. Petugas memberi arahan dengan jelas, sehingga Teuis tidak merasa kebingungan.

“Saya tidak merasa ada kesulitan yang berarti selama di rumah sakit. Senang sekali karena dokter dan petugas yang lain sangat ramah. Alhamdulilah, anak saya sudah kembali sehat setelah enam tahun lamanya menjalani pengobatan untuk penyakit yang cukup berat ini. Saya sangat bersyukur saat itu ada Program JKN yang bisa kami andalkan dan sangat membantu. Rasanya, kami tidak sanggup kalau pakai biaya sendiri. Apalagi waktu pengobatannya yang cukup lama,” ucap Teuis yang ditemui di kantor cabang saat tengah mengurus administrasi kepesertaannya.

Dikatakan sebelumnya bahwa ia dan keluarga terdaftar sebagai peserta JKN sejak sang suami aktif bekerja. Namun, saat suami Teuis pensiun pada tahun 2021 silam, Kartu JKN milik keluarganya tidak aktif.

Teuis menjelaskan, bahwa saat itu dirinya tidak langsung mengurus administrasi karena kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Teuis juga bercerita jika beberapa waktu yang lalu sang suami jatuh sakit dan ia merasa kebingungan.

“Sejak suami pensiun, Kartu JKN kami sekeluarga tidak langsung diurus ke kantor cabang. Karena kesibukan akhirnya terlewat sampai kurang lebih tiga tahun. Sebelumnya saya tunda karena merasa sehat-sehat saja, jarang sakit dan menganggap biaya kesehatan bisa diatasi sewaktu-waktu. Ternyata pemahaman saya salah. Setelah kejadian kemarin saat suami sakit, saya menyadari bahwa kesehatan itu tidak ternilai harganya. Jadi, kedatangan saya hari ini ingin mengaktifkan kembali Kartu JKN sekeluarga,” kata Teuis.

Teuis menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda atau diabaikan. Kejadian ini membuka matanya akan pentingnya selalu menjaga agar kartu JKN tetap aktif, karena kesehatan keluarga adalah prioritas utama.

Kesehatan itu adalah aset paling berharga yang sering kali baru disadari nilainya ketika kita menghadapinya. JKN tidak hanya membantu meringankan beban biaya pengobatan, tetapi juga memberikan rasa aman dan ketenangan bagi setiap orang.

“Sejak saat itu, saya semakin sadar bahwa jaminan kesehatan seperti JKN sangat penting untuk memastikan keluarga saya terlindungi. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kami tidak memiliki Kartu JKN. Saya akan pastikan, kedepannya Kartu JKN akan tetap aktif dengan membayar iuran rutin setiap bulannya. Sakit tidak ada yang tahu kapan datangnya, jadi kita harus berjaga-jaga. Apalagi dengan iuran JKN yang sangat terjangkau, kita bisa rasakan manfaatnya begitu besar,” tutup Teuis. (*)