Suplai Air Bersih Mati Total, Pelanggan Aetra Meradang
TERASTANGERANG – Pelanggan Aetra Air Tangerang meradang, setelah hampir 11 jam sejak pukul 10.00 wib – 21.00 wib, suplai air bersih di sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang mati total, pada Sabtu (17/9/22).
Salah satu pelanggan Aetra Air Tangerang di Kampung Ciapus Wetan, Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Odih menganggap pelayanan Aetra Air Tangerang semakin buruk karena sering mati.
“Pelayanan Aetra Air Tangerang kami nilai sangat buruk, seharian kami tidak mendapatkan air karena air mati total, bayar tagihan tidak boleh telat tapi air keseringan mati,” kata Odih kepada wartawan, Sabtu (17/9/22).
Hal senanda juga disampaikan Tarto, salah satu pelanggan Aetra Air Tangerang di Kampung Jayanti Lapangan, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang.
Ia mengaku prihatin dengan sikap Aetra yang terlalu menganggap sepele dengan mati air ke rumah warga.
Padahal, kata Tarto, air adalah sumber yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
“Kami pelanggan kesal karena teralu sering mati, contohnya seperti saat ini,lumayan lama juga kan matinya,kasian yang punya bayi mau bersih-bersih ga ada air, kadang aeta menganggap biasa saja seolah tidak ada beban jika air mati,tapi kalau soal tagihan tidak boleh telat,” cetusnya.
Sementara itu, Bayu Suryantomo selaku Media Relation Staff menyampaikan, matinya aliran air ke pelanggan disebabkan karena pintu air 10 Cisadane dibuka untuk antisipasi banjir.
Maka, ungkap Bayu, permukaan sungai Cisadane menurun drastis dan air baku tidak dapat masuk ke intake.
Bayu menjelaskan, kondisi yang sama juga dialami seluruh PDAM di Tangerang yang mengambil air baku dari Cisadane.
“Saat ini air baku telah mulai dapat masuk ke intake dan Instalasi Pengolahan Air sudah mulai beroperasi memproduksi air. Suplai air ke pelanggan akan normal secara bertahap,” paparnya.
Bayu mengaku pihaknya telah menyampaikan adanya gangguan tersebut melalui media sosial milik Aetra Air Tangerang.
“Gangguan suplai air ini sifatnya tidak terencana karena disebabkan oleh kondisi alam yang mengharuskan dibukanya pintu air 10 untuk menghindari terjadinya banjir di tangerang. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk segera menormalkan suplai air kepada seluruh pelanggan begitu kondisinya telah memungkinkan,” pungkasnya. (T1)