Terastangerang.com, Tigaraksa,- Bagi seorang prajurit, tugas utama yang diemban adalah melindungi negara dengan sepenuh hati. Namun, ada kalanya tanggung jawab kepada keluarganya tidak kalah berat.

Begitu pula yang dialami oleh Hendi Ariyanto (38), seorang prajurit Angkatan Darat (AD) yang harus menghadapi musibah ketika sang istri didiagnosis menderita tumor.

Hendi mampu melalui kesulitannya berkat dukungan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang senantiasa hadir selama pengobatan sang istri.

“Sekitar tahun 2019, istri saya mengeluh ada benjolan di payudaranya. Saya bergegas membawa istri saya ke klinik, ternyata langsung diberikan rujukan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ternyata hasilnya menunjukkan kalau istri saya menderita tumor jinak. Seketika mendengar hasil tersebut membuat saya sangat khawatir. Mengingat soal biaya yang akan dikeluarkan untuk biaya pengobatan dan rumah sakit karena istri saya harus segera dioperasi,” kata Hendi, Kamis (19/09).

Tentunya diagnosis dokter membuat Hendi khawatir mengenai biaya pengobatan yang akan membengkak. Sebut saja mulai dari operasi, rawat inap hingga tahap pemulihan tentunya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Namun, di tengah kekhawatiran Hendi, ada secercah harapan. Hendi dan keluarganya telah terdaftar dan aktif sebagai peserta JKN. Melalui kehadiran JKN, Hendi merasa lebih lega dan berkurang bebannya, khususnya secara finansial.

”Saat itu, istri saya harus segera dioperasi. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada sedikitpun biaya yang saya keluarkan, semuanya gratis berkat JKN. Istri saya bisa mendapatkan penanganan dengan cepat. Apalagi, tumor salah satu jenis penyakit yang harus segera ditangani. Kami dapat mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa khawatir soal biaya. Petugas medis yang menangani istri saya juga sangat baik dan sigap. Mereka sangat membantu istri saya selama perawatan,” ucap Hendi.

Selain itu, Hendi juga menambahkan bahwa dirinya sama sekali tidak merasa kesulitan saat mengurus administrasi. Prosesnya dapat dengan mudah ia pahami mulai dari berobat dan mendapat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga akhirnya menjalani tindakan operasi dan dirawat di rumah sakit.

Petugas di rumah sakit juga hadir membantu memberikan bantuan kepada peserta. Semuanya berjalan dengan lancar, tanpa kendala yang berarti.

“Sekali lagi saya berterima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah memberikan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Kini, kami tidak perlu bingung bahkan takut untuk sekadar berobat. Apalagi kita tahu bahwa biaya kesehatan semakin tinggi. Meskipun saya bekerja, rasa khawatir soal biaya masih tetap ada. Bisa dibayangkan bagi masyarakat yang kurang mampu dan sedang sakit. Pasti mereka akan sangat berpikir untuk berobat. Program JKN sangat nyata kehadirannya untuk semua kalangan masyarakat,” tutur Hendi.

Pengalaman ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Hendi tentang pentingnya Program JKN dalam menjaga kesehatan keluarga.

Program JKN hadir memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi keluarga prajurit yang membutuhkan dukungan di kondisi darurat.

Hendi juga berharap jika pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi prajurit lainnya. Melalui Program JKN, para prajurit bisa tenang menjalankan tugas karena keluarga pun juga mendapatkan perlindungan kesehatan yang memadai.

“Program JKN bukan hanya tentang kesehatan, melainkan bagaimana Pemerintah hadir melalui BPJS Kesehatan untuk menjaga dan melindungi keluarga kita. Jangan ragu untuk memanfaatkan JKN. Saya telah membuktikan sendiri bahwa pelayanan yang diberikan sangat membantu. Terlebih lagi saat ini aksesnya semakin mudah melalui inovasi yang banyak dihadirkan oleh BPJS Kesehatan, salah satunya dengan Aplikasi Mobile JKN. Aplikasi yang sangat memudahkan peserta untuk mengakses layanan kesehatan,” tutup Hendi. (*)