TERASTANGERANG– Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menyatakan akan tetap komitmen untuk mengawal pendirian Gereja HKBP Maranatha di Kota Cilegon, Banten.

Hal itu disampaikan Anggota Fraksi PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka ketika menerima kunjungan audensi pengurus dan panitia pembangunan Gereja HKBP Maranatha Cilegon di Ruang Fraksi PDI Perjuangan, Gedung Nusantara, Jakarta, Senin (3/10/22).

“PDI Perjuangan akan berdiri tegak menjaga konstitusi menjamin warga masayarakat bisa beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing,” ungkap Diah Pitaloka.

Menurut Diah, bahwa mengawal konstitusi, dan mengawal Pancasila itu penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk fraksi-fraksi yang ada di DPR RI.

“Sangat sulit menerima kondisi seperti ini (penolakan pembangunan gereja) di negara Pancasila,” katanya.

Diah Pitaloka menyebut, bahwa sebagai mitra kerja, Menteri Agama juga sudah menyatakan hal yang sama yaitu komitmen untuk mengawal pendirian gereja tersebut.

“Mitra kami di Komisi VIII, Menteri Agama Gus Yakut (Yaqut Cholil Qoumas) juga komitmen terkait ini,” ujarnya.

Ketua Kelompok Komisi (Poksi) Fraksi PDIP, My Esti Wijayanti menyampaikan, bahwa pendirian Gereja HKBP Maranatha Cilegon sekarang masih dalam proses penanganan dan butuh waktu.

“Kami melihat persoalan ini, elemen-elemen normatifnya sudah lengkap. Kami akan menyusun langkah strategis tapi cool,” jelasnya,

Dari seluruh persoalan itu, sambung Esti, pihaknya perlu menyikapi SKB 2 menteri yaitu Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 Terkait Pendirian Rumah Ibadah yang menjadi landasan normatif harus dicabut.

“Tapi harus ada jalan keluar. Dan butuh tahapan-tahapan, butuh komunikasi, butuh saling percaya, dan butuh proses yang panjang,” paparnya.

Anggota Fraksi PDIP Dapil Banten, Ananta Wahana mengatakan, bahwa jajaran pengurus DPD PDIP Banten sudah melakukan pertemuan dengan pengurus dan panitia pembangunan Gereja HKBP Maranatha di Istana Cilegon, pada 12 September 2022 lalu.

Ananta menyampaikan, bahwa sejak kasus penolakan pembangunan Gereja HKBP Maranatha Cilegon mencuat sudah lima kali melakukan pertemuan dengan pihak pengurus dan panitia.

“Kami menindaklanjuti instruksi Ibu Megawati Soekarnoputri melalui Sekjen Pak Hasto. Karena penolakan pembangunan Gereja HKBP Maranatha ini menjadi perhatian betul Ibu Ketua Umum,” katanya.

“Kemudian hari ini saya mengantar pengurus dan panitia pembangunan Gereja HKBP Maranatha Cilegon ini untuk bertemu dengan Fraksi PDI Perjuangan,” lanjutnya.

Menurut Ananta, isu penolakan pembangunan gereja itu merupakan pelanggaran terhadap Ideologi Pancasila karena bertentangan dengan makna dari Sila Kesatu yang pada prinsipnya menegaskan, bahwa bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhan-nya sendiri.

“Jadi jelas kemerdekaan dalam menjalankan ibadah itu merupakan prinsip-prinsip yang harus ditegakan sesuai dengan ideologi Pancasila,” ujarnya.

Ada 3.903 Jemaat Butuh Gereja di Cilegon.

Sementara itu pengurus dan panitia pembangunan Gereja HKBP Maranatha Cilegon menemui Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu juga didampingi tim penasehat hukum.

Perwakilan HKBP Maranatha Cilegon, Pdt Beni Siagian menyampaikan, bahwa HKBP Maranatha Cilegon sudah duapuluh lima tahun lamanya berdiri.

Menurut Beni, jumlah jemaat HKBP Maranatha Cilegon hingga kini tercatat sebanyak 3.903 orang terdiri 858 kepala keluarga dari wilayah Cilegon, Anyer, dan Merak.

Untuk ibadah sendiri, sambung Beni, jemaat hingga kini melakukan ibadah setiap hari Minggu di Kota Serang dengan cara shift atau bergiliran.

Dengan keterbatasan waktu, menurut Beni, shift jamaat itu terdiri untu dewasa ada 9 shift, anak sekolah 2 shift, dan anak remaja 2, sehingga jumlahnya ada 13 shift dalam sehari itu.

“Mulai dari jam 6 pagi sampai shift terakhir itu 7 malam masing-masing shift mendapat slot waktu satu jam setengah karena pembagian waktu yang sangat terbatas,” ungkapnya.

Beni berharap, pembangunan gereja dapat segera terwujud mengingat begitu banyak jemaat di Cilegon yang membutuhkan sarana ibadah itu.

“Mudah-mudahan segera terwujud. Agar jemaat HKBP Maranatha bisa beribadah dengan leluasa dan tenang,” harapnya.(rls)