Terastangerang.com – Berbeda dengan bioskop atau streaming lewat internet, sensasi dan kenangan menonton layar tancap masih tetap hidup sampai sekarang.

Ya, seperti yang dilakukan warga Kampung Alang Besar, RT 019/06 Desa Kebon Cau, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang yang memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, dengan nonton layar tancap bareng pada Kamis (17/8/23) malam.

Tak dipungkiri, bahwa dari zaman dulu hingga saat ini, film adalah salah satu hiburan masyarakat yang paling laris dan paling meriah.

Dari filmlah kita bisa melihat berbagai macam hal yang ada di dunia, meski dalam bentuk fantasi.

Mulai dari masyarakat pedesaan hingga kota-kota besar, hampir semua pernah merasakan kenangan manis kejayaan era layar tancap.

“Di hari Kemerdekaan ini, kami bersama warga di sini, ingin mengenang masa kejayaan layar tancap yang merupakan salah satu hiburan rakyat pada zaman dulu,” kata tokoh pemuda Desa Kebon Cau, Sri Mulyo, Kamis (17/8/23).

Sri Mulyo yang merupakan penggagas pegelaran layar tancap ini menjelaskan, bahwa pada zaman dulu akses untuk mendapatkan film terbaru tidak segampang di era yang serba internet seperti sekarang ini.

“Kalau zaman dulu Filmnya terkadang memang tidak terlalu update. Film – film yang diputar cuma itu-itu aja, kadang malah film yang udah booming beberapa tahun sebelumnya, beda dengan zaman sekarang, yang serba mudah untuk mengakses film-film baru,” ucapnya.

Meski begitu, kata pria yang biasa disapa Mul, setiap ada hiburan layar tancap, hampir bisa dipastikan tidak pernah sepi pengunjung.

“Sensasinya benar-benar beda dan nggak terlupakan. Kalau nonton berasa mau pesta kebun, bawaannya macem-macem mulai dari tikar sampai bekal,” tambahnya.

Layar tancap, merupakan hiburan paling meriah untuk semua kalangan masyarakat dan pernah berjaya di era tahun 80an semakin ditinggalkan dan sudah tidak diminati, karena sudah beralih ke bioskop besar dan mengakses film melalui internet.

“Meski sebenarnya sekarang masih ada hiburan legendaris yang satu ini, namun persebarannya tidak bisa dibilang sebesar dulu. Jika ada pun mungkin tetap udah dibalut alat-alat yang serba modern. Memang lebih simpel dan jauh lebih enak, tapi sensasinya tetap aja beda,” pungkasnya. (*)