Terastangerang.com, Tigaraksa,- Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting bagi seluruh masyarakat. Menjaga pola makan, olahraga rutin, dan tidur yang cukup menjadi fondasi untuk tubuh tetap sehat agar senantiasa dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Namun terkadang jika tubuh dalam keadaan tidak fit, penyakit sangat mudah untuk masuk ke tubuh kita, bahkan secara mendadak. Hal ini juga dialami oleh Evit Suhenti (40) seorang warga Ciangir, Kabupaten Tangerang yang belum lama ini berjuang menemani suami untuk melawan penyakit.
Ditemui pada kegiatan BPJS Keliling yang dilaksanakan di Balai Desa Ciangir, Evit menyampaikan bahwa Evit telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2018 dan merasa sangat terbantu untuk dirinya dan keluarga.
Belum lama ini, yakni saat hari raya Idul Fitri kemarin, Evit memanfaatkan Program JKN untuk suaminya yang terkena penyakit Edema Paru. Hal ini cukup membuat Evit terpukul lantaran sebelumnya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit ini di keluarganya.
“Pada awalnya suami saya hanya merasakan sesak di dada, saya pikir itu hal yang biasa terjadi belakangan ini atau mungkin dia hanya kelelahan. Tapi supaya tidak makin parah, akhirnya saya membawa suami ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdekat dari rumah. Lalu dokter di FKTP memberikan obat agar kondisinya membaik, saya dan suami pun pulang kembali ke rumah dengan harapan rasa sesak di dada berkurang. Namun pada malam harinya, suami saya kembali merasa sesak dan makin parah. Hingga saat tiba di FKTP, dokter menyarankan untuk diinfus pada malam itu,” tutur Evit, Selasa (21/5/24).
Mendengar penjelasan dari dokter, Evit merasa sedih. Hari raya lebaran yang dirinya bayangkan adalah berkumpul bersama sanak keluarga serta menikmati hidangan khas lebaran, namun lebaran kali ini berbeda.
Dirinya harus tabah dan memberikan semangat penuh dalam mendampingi suaminya yang saat ini terinfus dalam kondisi lemas.
Pihak dokter pun memberikan rujukan ke Rumah Sakit Qadr agar suaminya mendapatkan penanganan lebih intensif serta dapat diketahui secara pasti terkait penyakit yang diderita suaminya.
“Di rumah sakit, saya langsung diarahkan menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dicek bahwa paru-paru suami saya sudah memutih seperti terendam air. Dokter pun tidak menyarankan untuk dibawa pulang dan harus segera dilakukan tindakan supaya kondisi suami saya tidak semakin memburuk. Tubuh saya langsung lemas seketika mendengarkan penjelasan dari dokter karena khawatir akan keselamatan suami saya saat itu. Namun saya tetap percaya, bahwa suami saya akan sembuh dan dapat melawan penyakit yang dideritanya,” cerita Evit.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, diketahui bahwa suami Evit menderita penyakit Edema Paru, yakni pembengkakan pada paru-paru akibat penumpukan cairan.
Salah satu yang dapat memicu Edema Paru adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi pada tubuh.
Hal ini diakui Evit jika suaminya memang memiliki riwayat hipertensi sebelumnya, namun tidak menyangka bahwa dapat berujung pada terendamnya paru-paru hingga mengakibatkan pembengkakan dan harus dilakukan tindakan intensif di rumah sakit.
“Waktu itu saya tidak terlalu paham dalam pengurusan administrasi, saya hanya khawatir jika pengobatan suami saya membutuhkan dana yang besar. Namun saat itu saya dibantu oleh Kader JKN dalam melakukan pengecekan status kepesertaan saya. Alhamdulilah, saya beserta keluarga terdaftar aktif sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan seluruh tindakan, obat-obatan suami dijamin penuh oleh Program JKN. Pengurusan apapun juga tidak membutuhkan foto kopi, dan hanya menunjukan KTP. Saya berharap, Program JKN dapat terus berlangsung agar masyarakat yang memiliki ekonomi ke bawah dapat terbantu,’’ Tutup Evit. (*)