Berjuang Hingga Akhir, Kisah Nurma Temani Ibu Lawan Kanker dengan JKN
Terastangerang.com, Tigaraksa,- Bagai tersambar petir di siang bolong, Nurma (26) dan keluarga menerima berita mengejutkan dari sang ibu. Ia dihadapkan pada kenyataan bahwa sang ibu didiagnosis tumor payudara.
Mendengar kabar tersebut, hati Nurma seketika hancur dan sangat terpukul. Namun, di tengah keterpurukan, Nurma bertekad agar tetap kuat dan mendukung sang ibu dalam setiap langkah perjuangannya. Berbekal Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Nurma memastikan sang ibu mendapatkan pengobatan yang terbaik.
“Berawal di tahun 2015, ibu saya didiagnosis tumor payudara. Awalnya, ia merasa ada benjolan dan langsung memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kemudian, dokter merujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tanpa menunggu waktu lama, ibu saya dijadwalkan untuk operasi pengangkatan tumor. Karena sifat tumornya jinak dan sudah dilakukan pengangkatan, ibu saya tidak memerlukan penanganan khusus,’’ tutur Nurma, Selasa (21/5/24).
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 2022, sang ibu kembali menjalani operasi. Kali ini, tindakan dilakukan di bagian kaki sebelah kiri. Awalnya, sang ibu mengeluh rasa sakit pada kaki yang membuatnya kesulitan untuk berjalan.
Nurma bergegas mengajak sang ibu untuk memeriksakan diri ke dokter. Sempat terjadi penolakan oleh ibu Nurma, namun ia memberi pengertian agar segera ditangani oleh dokter. Berbekal Kartu JKN dan segala kemudahannya, ibu Nurma akhirnya menjalani operasi tersebut.
“Mulanya, ibu saya merasa kakinya sakit dan membuatnya susah berjalan. Saya ajak ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Setelah di rontgen, terlihat seperti ada tulang yang tumbuh di kakinya dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Prosesnya sangat mudah dan cepat. Terlebih lagi, seluruh biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Kami sekeluarga sama sekali tidak khawatir dan terbebani soal biaya. Biaya fisioterapi pun juga ditanggung melalui Program JKN,” jelas Nurma.
Menjelang akhir tahun 2023, kabar mengejutkan kembali menghampiri Nurma dan keluarga. Bermula dari rasa sesak yang dirasakan oleh sang ibu hingga akhirnya dilakukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, ternyata hasil menunjukkan adanya sel kanker di paru-paru. Dokter mendiagnosis kanker paru stadium empat. Nurma kembali menegaskan bahwa seluruh rangkaian pemeriksaan hingga obat-obatan yang diberikan tidak dikenakan biaya alias gratis.
“Begitu hasil pemeriksaan keluar, pastinya kami sekeluarga kaget dan sedih. Tetapi, kami berusaha untuk tetap kuat dan mendukung ibu menjalani pengobatan sampai sembuh. Kalau ditanya soal biaya, pastinya sudah tidak terhitung lagi. Apalagi, biaya obat untuk pasien kanker tidak murah. Harga satu obatnya saja bisa sekitar satu juta. Bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang harus saya siapkan dengan dana pribadi. Saya sangat bersyukur karena Program JKN membiayai seluruh pengobatan ibu saya dan sangat bisa diandalkan,” cerita Nurma.
Selang beberapa hari, kondisi kesehatan ibu Nurma kembali menurun. Dalam kondisi ini, kanker paru menyerang ke bagian otak yang mengakibatkan ingatannya menurun. Sehingga, diperlukan penanganan serius melalui tindakan sinar sebanyak 10 kali.
Dengan haru, Nurma bercerita bahwa biaya untuk satu kali penanganan berkisar dua juta rupiah. Nurma tidak dapat membayangkan jika tanpa JKN, ia harus menanggung biaya hingga puluhan juta rupiah.
Ia menambahkan, biaya tersebut di luar biaya pengobatan lain dan biaya rawat inap di rumah sakit.
“Sekali lagi saya sangat berterima kasih dan bersyukur karena tidak ada biaya sepeser pun yang kami keluarkan. Kalau ditotal secara keseluruhan, biaya pengobatan ibu saya mencapai ratusan juta rupiah. Sangat tidak sebanding dengan iuran yang baru kami bayarkan selama ini. Kehadiran JKN menjadi bantuan yang sangat berharga untuk meringankan beban biaya pengobatan. Alhamdulillah, ibu saya sudah mendapatkan penanganan yang terbaik dan kini perjuangannya melawan kanker sudah berakhir,” tutup Nurma. (*)